Rabu, 23 Maret 2016

Yuk Kita Belajar Fiqih dari Kitab Safinah

Yuk Kita Belajar Fiqih dari Kitab Safinah
Assalamu'alaikum wr. wb.


Pada thread ini newbie ingin berbagi/sharing ilmu yang sedang ane pelajari (kembali), yaitu Ilmu Fiqih (dari kitab Safinah) yang merupakan Ilmu yang wajib/fardhu diperlajari oleh setiap Muslim. Ilmu Fiqih merupakan ilmu mengenai hukum-hukum syari’at yang berkaitan dengan perbuatan dan perkataan mukallaf (mereka yang sudah terbebani menjalankan syari’at agama), yang diambil dari dalil-dalilnya yang bersifat terperinci, berupa nash-nash al Qur’an dan As sunnah serta yang bercabang dari keduanya yang berupa ijma’ dan ijtihad. Dalam pengertian ini fiqih digunakan untuk mengetahui hukum-hukum (seperti seseorang ingin mengetahui apakah suatu perbuatan itu wajib atau sunnah, haram atau makruh, ataukah mubah, ditinjau dari dalil-dalil yang ada).

Pada thread ini ane hanya akan menuliskan terjemahan dari kitab safinah. Ane tidak menterjemahkan langsung dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia, tetapi menterjemahkan kitab yang sudah diterjemahkan dari B. Arab ke B. Sunda (Matan). Jadi singkatnya ane menterjemahkan dari B. Sunda ke B. Indonesia 

Ane juga berharap apabila dari agan atau aganwati memiliki dalil, keterangan, koreksi dan sebagainya bisa berbagi disini agar thread ini menjadi lebih lengkap dan lebih bermanfaat.

Ane tidak mengharapkan  , namun jika ada yang memberi  atau memberi rate ***** ane anggap sebagai bonus, karena ane hanya ingin mengamalkan Ilmu buat bekal di akhirat nanti.

Sekian prakata dari saya, Semoga apa yang akan ane share disini bisa bermanfaat bagi ane pribadi dan yang membaca thread ini.
Barakallahi walakum.
Wassalamualaikum wr. wb.

Sumber : Kitab Safinah

Kitab Safinatun Naja (Bahtera Keselamatan) atau sering disebut Kitab Safinah dikarang oleh Syekh Salim bin Abdullah bin Saad bin Sumair Al hadhrami. Beliau adalah seorang ahli fiqih dan tasawwuf yang bermadzhab Syafi'i. 

Kitab Safinah secara umum berisi tentang ilmu fiqih, hanya beberapa fasal pada bagian awal saja yang menyinggung persoalan tauhid (Rukun Islam dan Rukun Iman). Masalah fiqih yang menjadi pokok bahasan dalam kitab Safinah berkisar pada persoalan thaharah (bersuci), shalat, zakat dan puasa. Masalah-masalah ini tersebar dalam 65 fasal yang disusun secara bersambung dari awal sampai akhir.

ke 65 fasal-fasal tersebut adalah sebagai berikut:

Muqadimah & Fasal 1 Rukun Islam

بسم لله الرحمن الرحيم
الحمدلله رب العالمين ، وبه نستعين على أمور الدنيا والدين ،وصلى لله وسلم على سيدنامحمد خاتم النبيين ،واله وصحبه أجمعين ، ولاحول ولا قوة إلا ب لله العلي العظيم

Bismillaahirrohmaanirrohiim . Alhamdulillaahi Robbil 'Aalamin . Wabihii Nasta'iinu 'Alaa Umuuriddunyaa Waddiini . Washollallaahu 'Alaa Sayyidinaa Muhammadin Khootamannabiyyiina Wa Aalihii Washohbihii Ajma'iina . Walaa Hawla Walaa Quwwata Illaa Billaahil'aliyyil 'Azhiim .

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang . Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam . Dan dengannya kami mohon pertolongan atas segala urusan dunia dan agama . Dan Allah bersholawat atas junjungan kita Muhammad penutup para Nabi dan atas keluarganya dan sahabatnya semua . Dan tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi Maha Agung . 


فصل) أركان الإسلام خمسة : شھادة أن لاإله إلالله وأن محمد رسول لله، وإقام الصلاة، .إيتاء الزكاة، و صوم رمضان، وحج البيت من استطاع إليه سبيلا

Arkaanul Islaami Khomsatun : Syahaadatu An Laa Ilaaha Illallaahu Wa Annna Muhammadan Rosuulullaahi , Wa Iqoomushsholaati , Wa Iitaauzzakaati , Wa Shoumu Romadhoona , Wa Hijjul Baiti Man Istathoo'a Ilaihi Sabiilan . 

Fasal 1 Rukun Islam
  1. Bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah
  2. Mendirikan shalat
  3. Mengeluarkan zakat
  4. Shaum pada bulan Ramadhan
  5. Naik haji bagi yang mampu

Fasal 2 Rukun Iman

،فصل) أركان الإيمان ستة: أن تؤمن بالله، وملائكته، وكتبه، ورسوله، وباليوم الآخر 
وبالقدر خيره وشره من لله تعالى 


Arkaanul Iimaani Sittatun : An Tu'mina Billaahi , Wa Malaaikatihi , Wa Kutubihi , Wa Rusulihi , Walyaumil Aakhiri , Wabilqodari Khoyrihi Wasyarrihi Minalaahi Ta'aalaa . 

Fasal 2 Rukun Iman
  1. Beriman kepada Allah
  2. Beriman kepada Malaikat Allah
  3. Beriman kepada Kitab-kitab Allah
  4. Beriman kepada Rasul-rasul Allah
  5. Beriman kepada hari akhir/kiamat
  6. Beriman kepada qadha dan qadar yang baik dan yang buruk dari Allah swt

Fasal 3 Makna Laa Illaaha Illallaah "لاإله إلالله"

فصل) ومعنى لاإله إلالله : لامعبود بحق في الوجود إلا لله

Wama'naa Laa Ilaaha Illallaahu Laa Ma'buda Bihaqqin Fil Wujuudi Illallaahu . 

Fasal 3 Makna Laa Illaaha Illallaah "لاإله إلالله"
Makna Laa ilaha illallaah adalah bahwa tiada yang patut disembah secara haq didalam keberadaannya kecuali hanya Allah

Fasal 4 Tanda-tanda Baligh

[size="4"]فصل) علامات البلوغ ثلاث : تمام خمس عشرة سنه في الذكروالأنثى، والاحتلام في الذكروالأنثى لتسع سنين، و الحيض في الأنثى لتسع سنين

'Alaamaatul Buluughi Tsalaatsun : Tamaamu Khomsa 'Asyarota Sanatan Fidzdzakari Wal Untsaa , Wal Ihtilaamu Fidzdzakari Wal Untsaa Litis'i Siniina , Wal Haidhu Fil Untsaa Litis'i Siniina .

Fasal 4 Tanda-tanda Baligh
  1. Sempurna umur 15 tahun bagi laki-laki dan perempuan
  2. Keluar air mani pada laki-laki dan perempuan pada umur 9 tahun
  3. Haid bagi perempuan pada umur 9 tahun
فصل ) علامات البلوغ ثلاث : تمام خمس عشرة سنه في الذكروالأنثى ، والاحتلام في الذكروالأنثى لتسع سنين ، و الحيض في الأنثى لتسع سنين

'Alaamaatul Buluughi Tsalaatsun : Tamaamu Khomsa 'Asyaro Sanatan Fidzdzakari Wal Untsaa , Wal Ihtilaamu Fidzdzakari Wal Untsaa Litis'i Siniina , Wal Haidhu Fil Untsaa Litis'i Siniina .

Fasal 4 Tanda-tanda Baligh
1) Sempurna umur 15 tahun bagi laki-laki dan perempuan
2) Keluar air mani pada laki-laki dan perempuan pada umur 9 tahun
3) Haid bagi perempuan pada umur 9 tahun

فصل) شروط إجزاء الحَجَرْ ثمانية: أن يكون بثلاثة أحجار، وأن ينقي المحل، وأن لا يجفالنجس، ولا ينتقل، ولا يطرأ عليه آخر، ولا يجاوز صفحته وحشفته، ولا يصيبه ماء، وأن تكون الأحجار طاھرة

Syuruuthul Ijzai Alhajari Tsamaaniyatun : An Yakuuna Bitsalaatsati Ahjaarin , Wa An Yunqiya Al-Mahalla , Wa An Laa Yajiffa An-Najisu , Walaa Yantaqila , Walaa Yathroa 'Alaihi Aakhoru , Walaa Yujaawiza Shofhatahu Wahasyafatahu , Walaa Yushiibahu Maaun , Wa An Laa Takuuna Al-Ahjaaru Thoohirotan . 

Fasal 5 Syarat Bersuci/Beristinja' Dengan Batu
  1. Bersuci dengan 3 batu
  2. Harus sampai bersih (yang terkena najis)
  3. Jangan terlanjur kering (najisnya)
  4. Jangan berpindah najisnya
  5. Jangan terkena najis yang lain
  6. Najisnya jangan melewati pantat dan dzakar
  7. Jangan terkena air (najisnya)
  8. Semua batu yang digunakan harus suci






Sepurane yo iki amanah ...
QS. Almaidah 67 dst
“Wahai Rasul, sampaikan apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan jika kamu tidak melakukan berarti kamu tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah menjagamu dari bahaya manusia, sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”

Aku tak selesaikan urusanku 


Ws. Wr. Wb.

































































AKU SUKA KARYAKU

Ngelmu iku Kalakone Kanthi Laku



Artinya, ngelmu iku (mencari ilmu itu), kalakone (tercapainya), kanthi laku (lewat proses atau perjalanan lahir-batin).Menurut pandangan jawa, ngelmu berbeda dengan ilmu.Ngelmu adalah ajaran batin untuk bekal hidup di dunia dan akhirat.Ajaran tersebut akhirnya menjadi penuntun bagi seseorang dalam berperilaku.Oleh karena itu, untuk memperolehnya pun memerlukan kekuatan batin serta penghayatan pribadi, bukan dengan aktivitas logika melulu.Sedangkan ilmu, adalah pengetahuan yang di kemas secara sistematis, di susun berdasarkan metodologi tertentu yang berlandaskan nalar atau logika.

Menurut kepercayaan jawa, untuk mendapatkan ngelmu, seseorang harus menggunakan rasa, batin, atau laku pribadi.Upaya tersebut jelas berbeda dengan mencari ilmu yang harus duduk di bangku sekolah hingga perguruan tinggi.Ngelmu juga hanya bisa dikuasai setelah dilakoni (dilaksanakan).Jadi, bukan sekedar dipelajari seperti matematika,melainkan harus di praktikan sebagaimana shalat dan puasa.Biasanya, ngelmu didahului dengan puasa atau tapa brata, yang prinsipnya membersihkan jiwa dan raga dari segalanafsu duniawi.Misalnya, jangan suka berbohong, jangan menipu, jangan mengingkari janji,jangan sombong, jangan menghina orang lain.Dalam menjalani lelaku tersebut diperlukan eneng (fisiknya diam), ening (batin-rasa-pikiran yang bening,eling(sadar),dan awas (waspada).

Tujuan dan fungsi pembelajaran Aqidah Akhlaq Tujuan pembelajaran Aqidah Akhlak


Wawasan Pendidikan. Tujuan dari adanya pembelajaran Aqidah Akhlak adalah :
  1. Agar peserta didik memiliki pengetahuan, penghayatan, dan keyakinan yang benar terhadap hal-hal yang harus diimani, sehingga dalam bersikap dan bertingkah-laku sehari-hari berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits.
  2. Agar siswa memiliki pengetahuan, penghayatan, dan keinginan yang kuat untuk mengamalkan ahlak yang baik dan berusaha sekuat tenaga untuk meninggalkan akhlak yang buruk, baik dalam hubungannya dengan Allali SWT, diri sendiri, antar manusia maupun hubungannya dengan alam lingkungan.

2. Fungsi pembelajaran Aqidah Akhlak
  1. Memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada siswa agar mau menghayati dan meyakini dengan keyakinan yang benar terhadap Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan Qadha Qadar-Nya
  2. Memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada siswa agar mau menghayati dan mengamalkan ajaran Islam tentang akhlak, baik yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan dirinya, dan manusia dengan alam lingkungannya.

Didalam Al Qur’an telah dijelaskan fungsi dari Aqidah Akhlak yaitu:

a) Sebagai dasar bertingkah laku umat manusia, sebagaimana tercantum dalam Q.S. An Najm ayat ; 3-4:
Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).(QS : An Najm, 3-4).
b) Membimbing seseorang dalam bertingkah laku. Disini Rasululullah merupakan suri tauladan yang harus dicontoh sikap dan akhlaknya.Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS : Al-Ah Zaab, 21).

Dari rumusan tujuan dan fungsi tentang Aqidah Akhlak sebagai suatu pengajaran di lembaga pendidikan madrasah, pada hakekatnya memiliki tujuan agra siswa mampu menghayati nilai-nilai aqidah akhlak dan diharapkan siswa dapat merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat.

Dengan demikian maka jelaslah bahwa tujuan pendidikan atau pengajaran aqidah akhlak merupakan penjabaran tujuan Pendidikan Agama Islam.